Mengenal Aplikasi Inaexport – Kementerian Perdagangan (Kemendag) keluarkan beberapa taktik untuk memperhitungkan pengurangan performa export.
Satu diantaranya yakni dengan mengeluarkan aplikasi Inaexport.id. Aplikasi ini makin mempermudah beberapa exportir untuk memperoleh info kesempatan pasar baru di luar negeri.
Aplikasi itu telah disosialisasikan ke perwakilan perdagangan di luar negeri terbagi dalam Atase Perdagangan (Atdag), Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Perekonomian Indonesia (KDEI), dan Konsulat Dagang Indonesia.
“Lewat aplikasi Inaexport.id. diperkembangkan dengan arah menghadapkan exportir produk lndonesia dengan konsumen di luar negeri.
Lewat aplikasi ini, diharap bisa tingkatkan jalinan di antara exportir Indonesia dengan buyer di luar negeri,” sebut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Jakarta, Selasa (7/7).
Mengenal Aplikasi inaexport sebagai peningkatan dan pembaruan dari aplikasi CSC Membership Ditjen PEN (http://djpen.kemenendag.go.id/membership.go.id) yang telah disetop operasionalisasinya. Aplikasi itu bisa dijangkau telepon mobile melalui pengunduhan lewat Android play-store dan Apple App Toko.
Mengenal Aplikasi Inaexport tampilkan info yang bisa dijangkau untuk umum. Pada aplikasi itu juga ada info yang cuman dapat dijangkau oleh pengunjung yang telah tercatat sebagai anggota. Ada banyak tipe keanggotaan dalam aplikasi Inaexport.
Pertama sebagai exportir, selainnya mendapatkan info pada umumnya, exportir dapat menyaksikan info yang lain lebih komplet seperti laporan hasil intelijen pasar, info aktivitas pameran, visi dagang, dan training export.
Exportir yang tercatat dapat mempromokan perusahaannya, tampilkan profile produk yang dibuat. Lantas mendapatkan kesempatan untuk mendapat keinginan (inquiry) dari buyer dan perwakilan perdagangan di luar negeri, dan mendapatkan sarana berbicara langsung atau chatting.
Ke-2 , sebagai buyer yang bisa mendapat info mengenai profile perusahaan penyuplai dan produknya, sampaikan keinginan (inquiry) ke satu atau beberapa penyuplai, lakukan order produk, lakukan tawar menawar lewat komunikasi langsung dengan pemilik produk, dan info berkaitan yang lain.
Ke-3 , perwakilan perdagangan di luar negeri, perwakilan perdagangan bekerja mengonfirmasi profile buyer yang dari negara legalisasi, sampaikan keinginan
Aplikasi ini dapat dipakai sebagai fasilitas berpromosi Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) secara digital. Kemendag ingin terus menggerakkan kenaikan export produk non-migas lewat aplikasi Inaexport.
Mendag sampaikan, export produk minuman dan makanan (mamin) masih lebar terbuka. Bahkan juga, sekarang ini export mamin ke Jepang bertambah 200 %.
Karenanya, Mendag terus menggerakkan beberapa aktor usaha dalam negeri untuk manfaatkan kesempatan. Geliat pasar di luar negeri, harus terus dikerjakan dengan serius, terhitung oleh pebisnis UMKM.
Agar bisa tembus pasar Jepang, beberapa hal yang penting jadi perhatian beberapa aktor usaha Indonesia. Contoh, aktor usaha di Indonesia diharap bisa mengenali hasrat pasar di Jepang.
Menyiapkan standarisasi dan sertifikasi terkait produk pangan olahan seperti ijin BPOM dan HACCP untuk terjaga keamanan produknya, jaga kualitas produk, sanitasi dan higienitas, pentingnya tes nilai nutrisi untuk syarat cap, persiapan kemampuan produksi, dan kecepatan memberi respon keinginan calon buyer.
“Disamping itu, perlu penuhi peraturan dan syarat standard yang berjalan di pasar Jepang untuk produk pangan olahan Hingga, produk export Indonesia bisa berkompetisi di pasar Jepang, khususnya dengan Thailand, Vietnam, Malaysia, dan China.
Apa lagi, beberapa importir Jepang, sekarang ini tidak ingin tergantung kembali pada satu negara sebagai penyuplai produk import dan memulai pikirkan alternative negara lain untuk membikin rantai suplai yang lebih terjaga kelangsungannya sustainable.
Hal tersebut makin buka kesempatan export mamin yang bertambah luas,” terang Mendag.
Mengantisipasi Pengurangan Export
Menteri Agus memperjelas, beragam taktik dipersiapkan Kemendag untuk memperhitungkan pengurangan performa export yang lebih pada dalam semester kedua tahun 2020.
Diantaranya mengoptimalkan kehadiran perwakilan perdagangan di luar negeri untuk selalu menjaga berjalannya export ke negara legalisasi dengan memantau dan memberikan laporan perubahan keadaan negara arah export hingga didapat informasi berkenaan kesempatan dan kendala export dengan cepat dan real time.
“Selanjutnya, lakukan promo, business matching atau one on one rapat di antara exportir dengan buyer di luar negeri lewat virtual. Salah satunya misalnya ialah di tanggal 20 Mei 2020 lalu, ITPC Sydney sudah memberikan fasilitas kesepakatan kerja-sama perdagangan di antara Indonesia dan Australia dengan keseluruhan transaksi bisnis sebesar sekitaran USD 1,empat juta,” ucapnya.
Seterusnya, semua kantor Atase Perdagangan dan ITPC akan digerakkan untuk selalu menggerakkan promo export Indonesia lewat virtual di periode wabah Covid-19 ini.
Selanjutnya, menggerakkan aktor usaha export selekasnya manfaatkan akses pasar ke negara partner FTA, seperti Indonesia-Australia CEPA (IA-CEPA) yang hendak berlaku mulai 5 Juli 2020.”
Dalam periode pendek, kita terus menggerakkan aktor usaha untuk peningkatan export yang diprioritaskan pada bidang yang tumbuh positif dalam negeri sepanjang Covid-19 seperti minuman dan makanan olahan, beberapa alat kesehatan, produk pertanian, produk perikanan, produk agroindustri, dan lain lain.”
Disamping itu, export diprioritaskan pada negara yang keadaan pengatasan wabah Covid-19 nya telah sembuh atau mulai sembuh seperti China, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara arah export yang lain.
Mendag tidak menyangkal, ada peralihan trend pasar, dan untuk menanggapi hal tersebut dilaksanakan taktik kenaikan export dipisah ke tiga konsentrasi produk, yakni produk yang tumbuh positif sepanjang wabah Covid-19, produk yang kembali sembuh saat wabah Covid-19, dan produk baru yang ada karena wabah Covid-19.
Mendag menyebutkan, sepanjang pengatasan Covid 19 sampai masuk tahapan zaman normal baru, kenaikan export konsentrasi pada bidang yang tumbuh positif sepanjang wabah, seperti minuman dan makanan olahan, beberapa alat kesehatan, produk pertanian, produk perikanan, dan produk agroindustri.
Taktik selanjutnya konsentrasi ke produk yang kembali sembuh saat wabah Covid-19, seperti otomotif, TPT, alas kaki, electronic, besi baja dan lain lain.
“Taktik selanjutnya yang hendak digerakkan akan konsentrasi pada produk baru yang ada karena Covid-19, seperti produk farmasi dan beberapa produk export baru yang disebut hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia,” tutup Mendag Agus.
Sumber: